Pages

Friday 16 May 2014

Bahasa Indonesia dipelajari lebih dari 45 Negara di dunia

Walaupun yang paling efektif merubah citra adalah merubah realitas, namun peran budaya dan bahasa dalama Diplomasi sangat krusial. Tingginya minat orang asing belajar bahasa dan buadaya Indonesia harus disambut positif. Kalau perlu Indonesia menambah Pusat Kebudayaan Indonnesia di sejumlah Negara, guna membangun saling pengertian dan perbaikan citra.

            Direktur Jendral Informasi dan Diplomasi Publik Departemen Andri Hadi mengemukakan hal itu ketika tampil pada pleno Kongres IX bahasa Indonesia, ynag membahas bahasa Indonesia sebagai media Diplomasi dalam membangun citra Indonesia di Dunia Internasioal Rabu (29/10) Di Jakarta. “saat ini ada 45 Negara yang ada mengajarkan bahasa Indonesia, seperti Australia, Amerika, Kanada, Vietnam, dan banyak Negara lainnya,”katanya. Mengambil contoh Australia, Andri Hadi menjelaskan, di Australia Bahasa Indonesia Menjadi bahasa Populer keempat. Ada sekiar 500 sekolah mengajarkan bahasa Indonesia. Bahkan, anak-anak kelas 6 sekolah dasar ada yang bisa berbahasa Indonesia.
            Untuk kepentingan Diplomasi dan menambah pengetahuan orang asing tentang bahasa Indonesia, menurut Dirjen Informasi dan Diplomasi Deplu ini, modul-modul bahasa Indonesia di internet perlu diadakan, sehingga orang bisa mengakses di mana saja kapan saja. Disamping itu keberadaan Pusat Kebudayaan Indonesia di sejumlah Negara sanagat membantu dan penting. Negara-Negara asing gencar membangun Pusat Kebudayaan, seperti China yang dalam tempo 2 tahun membangunlebih 100 Pusat Kebudayaan. Sedangkan bagi Indonesia untuk menambah dan membangun Pusat Kebudayaan terkendala anggaran dan sumber daya manusia yang handal.
            Dalam sesi pleno sebelumnya, Kepala Pusat bahasa Departemen Pendidikan Nasional Dendy Sugono yang berbicara tentang politik kebahasaan di Indonesia unutk membentuk insan Indonesia yang Cerdas Kompetitif di atas Fondasi Peradaban Bangsa, mengatakan, tuntutan dunia kerja masa depan memerlukan insan yang Cerdas, kreatif/inovatis, dan berdaya asing, baik lokal, Nasional, maupun global.

            Untuk memenuhi keperluan itu, sangat diperlukan keseimbangan penguasaan bahasa ibu (bahasa daerah), bahasa Indonesia, dan bahasa asing untuk mereka berdaya saing global, tandasnya. Dendy Sugono melukiskan, kebutuhan insan Indonesia Cerdas Kompetitif itu, untuk lokal meliputi kecerdasan spiritual, keterampilan, dan bahasa daerah. Untuk kebutuhan nasioanl meliputi kecerdasan emosional, kecakapan, dan bahasa Indonesia. Sedangkan untuk global dibutuhkan kecerdasan intelektual, keunggulan, dan bahasa asing.

No comments:

Post a Comment

mohon comment yg bijak dan sopan...